INVITA
Betapa menyenangkan INVITA. INVITA dimulai dengan perjalanan
menuju stasiun kereta api. Rafi menaiki mobil bersama ibunya menuju stasiun.
Sesampainya disana dia, menaruh koper dan tas ransel hijaunya, mengenakan
nametagnya, dan menuju mushollah untuk salat maghrib. Setelah salat dan
murid-murid peserta dikumpulkan, mereka diberi arahan. Lalu mereka menuju
kereta. Semua murid sibuk mendokumentasikan kegiatan tersebut. Sesampainya di
kereta, mereka duduk di kursi masing-masing. Rafi dapat Yarra sebagai orang
yang duduk disebelahnya. Lalu Yarra pindah dan Andra duduk disebelahnya.
Sepanjang perjalanan Rafi membaca cerita, menonton film “The Wizard Of OZ”, dan tidur.
Sesampainya di tujuan kereta semua murid turun dan berjalan menuju bus. Total ada
7 bus karena ada 7 kelas. Yaitu 8A, 8B, 8C, 8D, 8E, 8F, 8G.
Setelah sampai di bus semua murid tidur sampai tujuan
selanjutnya yaitu kayak semacam restoran untuk sarapan. Banyak murid yang
menggunakan fasilitas kamar mandi di restoran itu untuk mandi, gosok gigi, membasahka
rambut, memakai sabun muka, dll. Rafi memutuskan untuk salat shubuh. Sebelum
salat dia sudah mengganti baju. Setelah salat dia mencari tempat untuk duduk
dan mendokumentasikan kegiatan tersebut. Setelah selesai makan, Rafi menuju
kamar mandi untuk gosok gigi. Lalu tujuan selanjutnya adalah Sabila Farm. Panas
sekali tempat itu. Rafi tidak menyukainya. Rafi makan papaya yang kurang
dinikmati.
Tujuan selanjutnya
adalah Sritex untuk melihat sesuatu yang harus dilihat karena itu merupakan
bagian dari kegiatan INVITA. Sritex membuat baju tentara untuk semua Negara di
bumi, bahkan Israel. Tentu saja itu tidak benar. Tapi Sritex memang membuat
baju tentara di Negara lain. Walaupun bukan semua Negara, tetap saja Negara luar.
Setelah itu mereka makan malam. Setelah makan, mereka menuju semacam took baju.
Rafi sudah membeli topi di Sritex. Jadi dikiranya, dia tidak perlu membeli
lagi. Tapi dia tetap membeli baju untuk ayahnya. Setelah itu, bus akhirnya
menuju hotel. Dan seperti biasa tour guide kami tidak mau berhenti bicara
walaupun malam hari.
Sesampainya di hotel, mereka semua turun. Saat menuju kamar,
Rafi merasakan hal yang janggal. HP nya tidak ada di kantongnya. Dia panic. Dia
langsung menuju bus untuk memeriksa. Betapa gelap dan sunyi keadaan bus disaat
tour guide tidak ada. Hp nya ada di kursi tempat dia duduk. Dia bersyukur
karena HP nya ketemu. Setelah dia berterima kasih kepada supir yang membukakan
pintu bus. Dia langsung menuju kamarnya. Setelah pintu depan kamarnya terbuka. Terlihat,
kamar yang sangat berantakan. 2 jam tidak sampai, sudah berantakan seperti itu.
Tapi karena dia sudah terlalu lelah, dia hanya berjalan ke depan menyingkirkan
benda apapun yang ada di depannya. Setelah menaruh kopernya, dia mandi. Setelah
mandi dia makan cemilan yang dibawa dari rumah.
Pada malam itu teman-teman sekamarnya memutuskan untuk 2
orang tidur di Kasur dan 2 orang tidur di lantai, karena hanya ada 2 kasur.
Rafi setuju sampai salah satu dari orang yang tidur dilantau merasa mengambil 2
selimut di Kasur adalah di yang bagus. Betapa menggigil kamar itu tanpa
selimut. Rafi ikut tidur di lantai karena tidak bisa tidur dengan kondisi
tersebut. Jadi hanya ada 1 orang yang tidur di kasur. Tapi karena orang
tersebut penakut dia ikut ikutan tidur di lantai. Betapa sempit hidup Rafi
dengan kehadirannya di lantai. Sisa dari kegiatan tersebut tidak penting karena
Penulis lupa urutan acara. Lagipula ini sudah cukup panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar